Cilok Goang - Gg. Cempakaligar - Cempakawarna Tasikmalaya Skip to main content

Cilok Goang - Gg. Cempakaligar - Cempakawarna Tasikmalaya


Siapa yang hobi makan cilok? yang pedes? yang seger? yang kenyal? Cilok Goang jawabannya...jajanan satu ini menawarkan sensasi yang oke banget. tampilannya sih biasa biasa aja, cuman cilok putih2 kecil kecil (ada yang gede juga) di campur kuah trus di tambah sambel goang deh hehehe, tapi rasanya itu bikin orang nyari nyari letak keberadaan penjaja cilok goang ini.

Bagi kalian yang pengen nyoba jajan cilok goang, langsung aja meluncur ke koordinat : cempakawarna - Tasikmalaya. disitu ada  Gg. Cempakaligar. masuk aja kesana sekitar 50 meteran dari situ di sebelah kiri ada warung kecil didepan rumah. warung itu menjajakan berbagai jajanan anak anak termasuk cilok goang.


Untuk masalah harga jangan khawatir, beli "gocengeun" aja udah bikin perut kenyang, cilok goang itu udah bisa include sama ceker. satu ceker harganya "serebu". nah selain cilok goang , ada juga jajanan favorit lainya seperti cilok goreng, otak otak dan nuget. selamat mencoba yahhhh....

Comments

Popular posts from this blog

Jalur Angkot Tasikmalaya

Jalur Angkot Tasikmalaya 01 : Pancasila - Awipari (Warna Putih Kuning) Route/Melewati : Pancasila - Bebedahan - Pertamina - Lanud - PT. Dahana - Condong - Cibeureum - Awipari - Otista - Alun2 - Mesjid Agung - Jl. Dr Sukarjo - Jl. Galunggung - Jl. Bantar - Pasar Cikurubuk - Gn Koneng - Paseh - Gunung Pereng Pp 02 : Kota - Nyantong (Warna Putih Hijau) Route/Melewati : Khz Mustafa - Padayungan - Unsil - Cilolohan - Nyantong - Cikalang - Benda - Otista - Alun2 - Mesjid Agung - Jl. Dr Sukarjo - Jl. Kapten Naseh - Jl Bantar - Jl Cieunteung - Paseh - Gunung Pereng 03 : Pancasila - Muncang (Warna Putih Biru) Route/Melewati : Pancasila -Bebedahan - RSU - Jl. Tentara Pelajar - Khz Mustafa - Padayungan - Sambong - Cicariang - Kawalu - Tanjung - Muncang - Jl Nagarawangi - Gn Pereng Pp 04 : Pancasila - Cibanjaran (Warna Putih Merah) Route/Melewati : Pancasila -Bebedahan - RSU - Jl. Tentara Pelajar - Jl Nagarawangi - Paseh - Psr Cikurubuk - Mangkubumi - Cibanjaran 05 : Pancasila - Parhon (Warna Puti

Jl Letnan Harun Tasikmalaya

Jl. Letnan Harun Tasikmalaya, merupakan jalan yang sangat penting di tasikmalaya, karena di jl tersebut terdapat Kantor Walikota Tasikmalaya, Polres Tasikmalaya, Kantor Imigrasi , Terminal Type A indihiang ,  jalan ini sangat potensial menjadi kawasan perkantoran atau kawasan bisnis . Mengingat jalan ini adalah jalan hidup, menjadi jalur aktif transportasi bus luar kota, dengan 2 jalur yg lebar dan dominan lurus serta dipisahkan dengan separator jalan. Mungkin sudah banyak investor yang melirik jalan ini, saat ini sudah banyak perkembangan yg cepat dalam hal pembangunan, diantaranya sudah ada wedding hall, gor futsal, 2 SPBU, restoran, beberapa perumahan elit, dan lainya. Tapi masih banyak pula lahan2 yang masih kosong berupa lahan datar maupun berupa pesawahan. Sepertinya waktu dekat akan menjadi sebuah jalur yang mempunyai nilai investasi yang sangat tinggi, mengingat ada beberapa wilayah yang mulai digarap besar2an

Kronologis Kerusuhan Tasikmalaya Th 1997

Kamis, 19 Desember 1996 Adalah seorang santri bernama Rizal , berusia 15 tahun. Si Rizal ini adalah santri tidak mondok alias santri kalong di Condong. Dia dihukum oleh Ustadz Habib karena kedapatan mengutil dan mencuri barang-barang milik santri lainnya sampai seharga Rp 130 ribu. Hukumannya berupa direndam selutut di empang pesantren. Ini adalah hukuman yang biasa dilakukan di pondok pesantren itu. Dan hukuman ini sudah seijin KH Makmun selaku pimpinan pesantren. (Lihat Catatan: Sebuah Pesantren yang Berbaur dengan Masyarakat ) Rupanya, Rizal langsung melaporkan kejadian ini kepada ayahnya, Kopral Nursamsi . Anggota Sabhara Polres Tasikmalaya ini langsung mendatangi Condong pada hari itu juga. Setelah Nursamsi menerima penjelasan KH Makmun dan Ustadz Mahmud Farid, 38 tahun, pihak Pondok Condong merasa urusan ini sudah selesai.  Jumat, 20 Desember 1996 Entah mengapa datang surat pemanggilan untuk Habib Hamdani Ali, 26 tahun, dan Ihsan, 25 tahun, dari Polre