khastasikmalaya Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2010

Mie Ayam Orbita

Khas Tasikmalaya Info : Ngeuunah, Seubeuh, Hayang Deui !....Boleh juga di santap nih Mie Ayamnya. Nama Mie Ayam Orbita ! awal mulanya hanya sebuah tempat yang kebetulan menjadi tempat roda mie ayam ini mangkal, tepat di depan store kacamata ORBITA Optical mie ayam ini siap memberikan kejutan rasa yang mantap dengan daging berlimpah di mangkoknya. Antrian pun menjadi pemandangan yang tak asing bagi masyarakat tasikmalaya.

Baso Solo Kurdi

Khas Tasikmalaya Info : krek krek krek"eta baso si kurdi ngeunah pisan...cakial". Anda disarankan mencoba semangkok Baso Solo Kurdi yang berda di jl. Gunung Sabeulah - Tasikmalaya ini. Dengan khas tulang lunak dan basonya yang mantap, Baso Solo Kurdi siap memanjakan lidah anda. Baso solo Kurdi ini buka dari petang hingga malam dengan roda dan lesehannya...dijamin ok !

Kandang Kuda Dadaha

Khas Tasikmalaya info : Dulu di lapang olahraga dadaha ada kandang kuda. Tempatnya berada di lingkar luar jalan yang seringkali dipakai untuk berolahraga. Kuda kuda itu dimanfaatkan pemiliknya sebagai alat transportasi dan wisata.

Cerita tentang Jl Nagarawangi

Nama Nagarawangi berasal dari kata Negara dan Wangi. Jalan ini terbentang dari Jl Kh Zaenal Mustofa hingga Jl. Paseh. Dahulu disini pernah ada Pol perusahaan otobis lawas yaitu Selecta. seiring berjalannya waktu nama bus selecta punah. Selain selecta, ada pula pol perusahaan otobis Fajar & TKM dengan trayek cibalanarik dan cikatomas. Di perempatan KhZ Mustafa terdapat SD Nagarawangi I dan II yang sekarang sudah berpindah ke Jl. Terusan BCA.Dahulu di pinggir jalan ini sangat banyak sekali pohon Kersen. Mungkin bagi anda yang masih ingat, Toko Buah Putra Mutiara Fresh adalah sebuah bengkel las besi.dan ada satu lagi yang mungkin sangat diingat oleh masyarakat pribumi yaitu toko kelontongan yang menjadi Favorit masyarakat berbelanja, nama toko itu adalah victory. Saat ini Jl Nagarawangi perlahan menjadi area bisnis dan usaha. satu persatu toko toko yang menjual barang elektronik dan otomotif tumbuh dengan subur.

Bubur Ayam "Biasa Malam"

Bubur Biasa malam, namanya cukup menarik dan memliki identitas kuat. bubur biasa malam adalah salah satu penjaja makanan bubur ayam yang tempatnya berada di sudut perempatan jl. galunggung & Jl. gunung sabeulah Tasikmalaya . maka tak jarang kebanyakan orang juga mnyebutnya sebagai bubur galunggung. Ditengah suasana yang ramai tampak sebuah roda dengan geliat sibuk yang ditunjukan di tempat roda bubur ini biasa mangkal, itulah beberapa penyaji bubur biasa malam yang lincah melayani pelanggannya. Berbicara rasa, memang bubur biasa malam ini mempunyai "greget" yang luar biasa, untuk 1 porsinya bubur ini disajikan kira kira setengah sampai3/4 mangkok, berbeda dengan penyajian tukang bubur lainnya yang biasanya setumpuk. Untuk rasa saya tidak akan berbicara banyak, cukup dengan komentar "lezat". untuk specialnya ada ati ampelanya juga, jangan bersedih jika tak kebagian tempat duduk di bubur biasa malam ini, karena akan banyak yang bernasib sama seperti anda menanti

Kronologis Kerusuhan Tasikmalaya Th 1997

Kamis, 19 Desember 1996 Adalah seorang santri bernama Rizal , berusia 15 tahun. Si Rizal ini adalah santri tidak mondok alias santri kalong di Condong. Dia dihukum oleh Ustadz Habib karena kedapatan mengutil dan mencuri barang-barang milik santri lainnya sampai seharga Rp 130 ribu. Hukumannya berupa direndam selutut di empang pesantren. Ini adalah hukuman yang biasa dilakukan di pondok pesantren itu. Dan hukuman ini sudah seijin KH Makmun selaku pimpinan pesantren. (Lihat Catatan: Sebuah Pesantren yang Berbaur dengan Masyarakat ) Rupanya, Rizal langsung melaporkan kejadian ini kepada ayahnya, Kopral Nursamsi . Anggota Sabhara Polres Tasikmalaya ini langsung mendatangi Condong pada hari itu juga. Setelah Nursamsi menerima penjelasan KH Makmun dan Ustadz Mahmud Farid, 38 tahun, pihak Pondok Condong merasa urusan ini sudah selesai.  Jumat, 20 Desember 1996 Entah mengapa datang surat pemanggilan untuk Habib Hamdani Ali, 26 tahun, dan Ihsan, 25 tahun, dari Polre