Wisata Situ Gede Tasikmalaya Skip to main content

Wisata Situ Gede Tasikmalaya














Bagi kalian yang sedang ingin berlibur di Tasikmalaya yang "Murah akan tetapi menyenangkan"!!!, selain ada
Gn. Galunggung, Tasikmalaya juga mempunyai objek wisata yang tidak kalah menarik yaitu Situ Gede yang terletak dikelurahan Linggajaya dan Mangkubumi Kecamatan Mangkubumi yang dekat dengan pusat kota kurang lebih 4 km.



Orang sunda bilang Situ adalah Danau dan Gede adalah besar, jadi Situ Gede adalah Danau Besar yang terletak di tengah-tengah kota Tasikmalaya, dengan luas danau 47 Ha dan kedalaman air sekitar 1,5 s.d. 6 meter, di tengah tengah danau tersebut terdapat sebuah pulau yang luasnya sekitar 1 Ha, di pulau tersebut terdapat makam "Eyang Prabudilaya" yang konon ceritanya merupakan legenda Tasikmalaya dan banyak juga orang yang berziarah ke pulau tersebut.Selain ada makam Eyang Prabudilaya disitu juga terdapat beribu kelelawar yang menempati pulau tersebut, tapi merupakan tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, transportasi yang digunakan dari situ gede untuk sampai ke pulau tersebut yaitu memakai rakit, memang sih wisata yang membuat hati deg-degan karena mengelilingi sebuah danau yang luas sekali tapi keindahan alam nya tidak kalah tanding dengan tempat wisata yang lain.

Aktivitas para wisatawan yang dapat dilakukan adalah joging, memancing, menjala ikan, mengelilingi pulau dengan rakit, ziarah ke tengah pulau situ gede,adapula gazebo yang tersedia disana kita bisa menikmati pemandangan alam dengan nuansa pedesaan yang sejuk dan segar, menikmati bakar dan goreng ikan dikios-kios sekitar objek wisata,ataupun cukup dengan menu nasi timbel dan goreng ikan kecil yang khas dari Situ Gede serta sambel goang cukup membuat makan anda nikmat. Dengan tidak membuat kocek dompet kita kebobolan, kita bisa menikmati senangnya berlibur dengan keluarga, teman dan kolega di objek wisata Situ Gede, Selamat Berlibuuuuurrr...

Comments

Popular posts from this blog

Jalur Angkot Tasikmalaya

Jalur Angkot Tasikmalaya 01 : Pancasila - Awipari (Warna Putih Kuning) Route/Melewati : Pancasila - Bebedahan - Pertamina - Lanud - PT. Dahana - Condong - Cibeureum - Awipari - Otista - Alun2 - Mesjid Agung - Jl. Dr Sukarjo - Jl. Galunggung - Jl. Bantar - Pasar Cikurubuk - Gn Koneng - Paseh - Gunung Pereng Pp 02 : Kota - Nyantong (Warna Putih Hijau) Route/Melewati : Khz Mustafa - Padayungan - Unsil - Cilolohan - Nyantong - Cikalang - Benda - Otista - Alun2 - Mesjid Agung - Jl. Dr Sukarjo - Jl. Kapten Naseh - Jl Bantar - Jl Cieunteung - Paseh - Gunung Pereng 03 : Pancasila - Muncang (Warna Putih Biru) Route/Melewati : Pancasila -Bebedahan - RSU - Jl. Tentara Pelajar - Khz Mustafa - Padayungan - Sambong - Cicariang - Kawalu - Tanjung - Muncang - Jl Nagarawangi - Gn Pereng Pp 04 : Pancasila - Cibanjaran (Warna Putih Merah) Route/Melewati : Pancasila -Bebedahan - RSU - Jl. Tentara Pelajar - Jl Nagarawangi - Paseh - Psr Cikurubuk - Mangkubumi - Cibanjaran 05 : Pancasila - Parhon (Warna Puti

Jl Letnan Harun Tasikmalaya

Jl. Letnan Harun Tasikmalaya, merupakan jalan yang sangat penting di tasikmalaya, karena di jl tersebut terdapat Kantor Walikota Tasikmalaya, Polres Tasikmalaya, Kantor Imigrasi , Terminal Type A indihiang ,  jalan ini sangat potensial menjadi kawasan perkantoran atau kawasan bisnis . Mengingat jalan ini adalah jalan hidup, menjadi jalur aktif transportasi bus luar kota, dengan 2 jalur yg lebar dan dominan lurus serta dipisahkan dengan separator jalan. Mungkin sudah banyak investor yang melirik jalan ini, saat ini sudah banyak perkembangan yg cepat dalam hal pembangunan, diantaranya sudah ada wedding hall, gor futsal, 2 SPBU, restoran, beberapa perumahan elit, dan lainya. Tapi masih banyak pula lahan2 yang masih kosong berupa lahan datar maupun berupa pesawahan. Sepertinya waktu dekat akan menjadi sebuah jalur yang mempunyai nilai investasi yang sangat tinggi, mengingat ada beberapa wilayah yang mulai digarap besar2an

Kronologis Kerusuhan Tasikmalaya Th 1997

Kamis, 19 Desember 1996 Adalah seorang santri bernama Rizal , berusia 15 tahun. Si Rizal ini adalah santri tidak mondok alias santri kalong di Condong. Dia dihukum oleh Ustadz Habib karena kedapatan mengutil dan mencuri barang-barang milik santri lainnya sampai seharga Rp 130 ribu. Hukumannya berupa direndam selutut di empang pesantren. Ini adalah hukuman yang biasa dilakukan di pondok pesantren itu. Dan hukuman ini sudah seijin KH Makmun selaku pimpinan pesantren. (Lihat Catatan: Sebuah Pesantren yang Berbaur dengan Masyarakat ) Rupanya, Rizal langsung melaporkan kejadian ini kepada ayahnya, Kopral Nursamsi . Anggota Sabhara Polres Tasikmalaya ini langsung mendatangi Condong pada hari itu juga. Setelah Nursamsi menerima penjelasan KH Makmun dan Ustadz Mahmud Farid, 38 tahun, pihak Pondok Condong merasa urusan ini sudah selesai.  Jumat, 20 Desember 1996 Entah mengapa datang surat pemanggilan untuk Habib Hamdani Ali, 26 tahun, dan Ihsan, 25 tahun, dari Polre